Rabu, 09 Desember 2015

PTK / PKP BAB I-V UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB MELALUI TEKNIK TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VB SD N . . . . . PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN . . . .


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kondisi awal nilai peserta didik kelas VB Sekolah Dasar Negeri 4 Joho UPK Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas pada semester 1 tahun pelajaran 2010-2011 pada mata pelajaran Matematika masih rendah berdasarkan nilai ulangan harian Kompetensi Dasar Melakukan operasi hitung bilangan termasuk penggunaan sifat-sifatnya pembulatan dan penaksiran rata-rata nilai yang dicapai peserta didik masih rendah. Nilai yang dicapai peserta didik kelas VB sebelum dilakukan penelitian yaitu:
Tabel 1.1 Nilai Peserta Didik Sebelum Penelitian
No
Nama Responden
Nilai
KKM
Prosentase  
1
By
30
60
<60 = 15
≥60 = 14
Yang mencapai KKM
14/29 X100%= 48%
2
Cdr
50

3
Fjr
60

4
Aj
40

5
Agt
50

6
Byp
40

7
Kg
30

8
Fr
70

9
Adk
70

10
Ek
50

11
Fbl
60

12
Ikhm
60

13
Nvat
60

14
Qsm
40

15
Rz
60

16
Vis
80

17
Achab
50

18
Dnu
70

19
Dhta
50

20
Rln
80

21
Lkdn
60

22
Mrny
50

23
Aih
70

24
Dns
80

25
Rbm
40

26
Sir
70

27
Tys
40

28
Sls
30

29
Nrl
40

  
Selama ini ketika mengajar Matematika peneliti hanya menggunakan metode konvensional yaitu ceramah, Tanya jawab, dan demonstrasi. Peneliti belum menggunakan teknik-teknik mengajar yang lebih efektif misalnya tutor sebaya. Peneliti dalam menggunakan metode ceramah belum begitu jelas sehingga sebagian besar peserta didik kesulitan memahami materi pelajaran. Menurut Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran Matematika pada kelas VB Sekolah Dasar Negeri 4 Joho Tahun Pelajaran 2010-2011 adalah 60. Sedangkan untuk materi KPK dan FPB kriteria ketuntasan minimalnya adalah 56. Peneliti berharap pada akhir penelitian ini rata-rata nilai peserta didik kelas VB bisa mencapai sama atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal dan 70 % siswa mendapat nilai sama atau lebih dari nilai KKM.
Peneliti berencana dalam pembelajaran Matematika  materi KPK dan FPB kelas VB Sekolah Dasr Negeri 4 Joho semester 1 Tahun Pelajaran 2010-2011 menggunakan teknik mengajar tutor sebaya secara efektif. Peneliti ingin melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan teknik tersebut. Harapan peneliti dengan menggunakan teknik tutor sebaya dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran matematika yang belum sesuai harapan. Peneliti akan memberdayakan peserta didik yang sudah menguasai materi pelajaran untuk membantu teman yang belum menguasai. Teknik  tutor sebaya ini untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi KPK dan FPB bagi peserta didik kelas VB semester 1 Sekolah Dasar Negeri 4 Joho UPK Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas.
   Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengajukan proposal PTK berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB Melalui Penggunaan teknik tutor sebaya Bagi Peserta didik Kelas VB SD N 4 Joho pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2010-2011.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut.
1.  Materi pelajaran matematika  sangat sulit bagi peserta didik.
2.  Materi pelajaran belum sesuai dengan kondisi peserta didik.
3.  Guru belum maksimal dalam menggunakan media pada pembelajaran Matematika.
4.  Cara penggunaan strategi pembelajaran yang belum tepat untuk mata pelajaran Matematika.
5.  Cara melaksanakan pembelajaran Matematika yang belum aktif, kreatif, dan menyenangkan.
6.  Pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat
7.  Peserta didik kurang berminat dalam pelajaran matematika
8.  Guru belum mencoba teknik tutor sebaya dalam pembelajaran matematika
C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar Matematika sangat banyak. Peneliti tidak akan membahas semua masalah. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti hanya meneliti materi Upaya meningkatkan Hasil Belajar Matematika materi KPK dan FPB Melalui Penggunaan Teknik Tutor Sebaya Bagi Peserta didik Kelas VB SD N 4 Joho pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2010-2011.

D.    Perumusan Masalah
   Dengan mencermati latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, peneliti membuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah melalui penggunaan teknik tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi KPK dan FPB peserta didik kelas VB SD N 4 Joho semester 1 tahun pelajaran 2010-2011?

E.     Tujuan Penelitian
   Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah teknik tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi KPK dan FPB bagi peserta didik kelas VB semester 1 SD N 4 Joho tahun pelajaran 2010-2011.

F.     Manfaat Penelitian
1.      Bagi siswa,  dengan menggunakan teknik tutor sebaya dapat memperoleh pengalaman belajar yang baru sehingga tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan  hasil belajar dapat meningkatkan. Selain itu juga melatih siswa  menjadi mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan.
2.      Bagi guru, penggunaan teknik tutor sebaya ini menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermutu. Indikator pembelajaran yang bermutu antara lain meningkatnya hasil belajar yang diperoleh peserta  didik.
3.      Bagi sekolah, sekolah dalam hal ini SD N 4 Joho dapat memperoleh manfaat berupa kegiatan belajar mengajar yang efektif di sekolah tersebut.













BAB II

 
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A.    Landasan Teori
1.    Hasil Belajar Matematika Materi KPK dan FPB
a.    Belajar
Banyak pakar bidang pendidikan yang merumuskan teori tentang belajar. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menyajikan teori tentang belajar dari dua tokoh pendidikan, satu tokoh dari dalam negeri yaitu Masyuri  dan satu tokoh pendidikan dari luar negeri yaitu Hilgart. Belajar adalah suatu aktifitas untuk menghasilkan perubahan pada diri individu. Bahwa perubahan yang diharapkan itu berupa kemampuan-kemampuan baru dalam memberikan respon terhadap stimulus yang diterima (Masyuri, 2005:52). Perumusan belajar dari Hilgart: “Learning is process by which an activity originates or is changed through training procedures”. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang mungkin membuahkan atau menghasilkan pola kelakuan tertentu (yang belum dimiliki sebelumnya).
Pola kelakuan atau tingkah laku dari seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki orang tersebut (sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, sikap, keadaan jasmani, dan sebagainya) tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, di antaranya adalah dorongan dari dalam diri (motif), bahan yang dipelajari, alat-alat, banyak waktu yang digunakan, cara belajar, dan sebagainya.
b.    Hasil Belajar
Hasil belajar dapat disamakan pengertiannya dengan produk belajar, yaitu merupakan suatu pola perbuatan, nilai, makna, apresiasi, kecakapan, keterampilan, yang berguna bagi masyarakat (Tim Pengembang MKDK IKIP Semarang, 1990:172). Ada tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif adalah hasil belajar yang berupa pengetahuan-pengetahuan atau kemampuan-kemampuan baru yang bersifat keilmuan. Ranah afektif adalah hasil belajar yang berupa perubahan perilaku sebagai akibat telah dilakukannya proses belajar. Sedangkan ranah psikomotor adalah hasil belajar yang berupa keterampilan praktis oleh anggota badan. Untuk mata pelajaran IPA, hasil belajar yang diperoleh peserta didik adalah ranah kognitif dan afektif.
c.     Matematika Materi KPK dan FPB
Menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi, Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern , mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Menurut James dan James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang , yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Menurut pendapat peneliti Herwelis belajar matematika adalah kegiatan yang aktif dari seorang pelaku kegiatan belajaruntuk melakukan perubahanpada dirinya baik sikap, tingkah laku, serta kemampuan dalam berpikir secara logikadalam matematika.
Dari pendapat-pendapat di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa belajar matematika adalah upaya dari seseorang untuk mengubah perilakunya dan pola pikirnya menjadi perilaku dan pola pikir yang logis sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi modern.
Sedangkan pengertian KPK dan FPB adalah KPK merupakan kelipatan persekutuan terkecil atau bilangan yang bisa dibagi, FPB merupakan faktor persekutuan terbesarbilangan yang bisa membagi.(dira-indira ,2011)
2.      Teknik Tutor Sebaya
          a. Teknik
Teknik adalah cara membuat sesuatu ,demikian disebutkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta.
Menurut Akmad Sudrajat, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
        b.Tutor sebaya
Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan yang jadi guru adalah teman sebaya kita atau umurnya itu sebaya . Kalau biasanya guru adalah lebih tua dan muridnya lebih muda, namun untuk tutor sebaya ini berbeda sekali, dimana sang murid dan sang guru sama-sama umurnya atau dikatakan sebaya( Bayu Mukti )
            Menurut I Nyoman Subamia tutor sebaya disebut juga mentor  sejawat. Dengan menjadi mentor sejawat peserta didik dapat membangun kembali dan melengkapi konsep yang telah dipelajari dalam pembelajaran biasa. Pengulangan kembali pengetahuan yang telah dipelajari membantu meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan tersebut. Menurut Arikunto (1986:62) adakalanya seorang siswa lebih mudah menerimapenjelasan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan lain karena tidak ada rasa engganatau malu untuk bertanya. Apabila demikian keadaannya, maka guru dapat meminta bantuan kepada siswa yang dapat menerangkan kepada kawan-kawannya untuk melaksanakan program perbaikan.
Teknik tutor sebaya menurut peneliti adalah cara yang dilakukan seorang guru untuk mengimplementasikan suatu metode secara spesifik dengan menggunakan peserta didik yang memiliki keunggulan untuk menjadi mentor bagi peserta didik yang relatif lambat dalam belajar.                             
B.     Penelitian yang Relevan
            Penelitian lain yang pernah peneliti baca menunjukkan bahwa tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa serta suasana pembelajaran lebih hidup. Walaupun sudah ada penelitian yang menunjukkan hasil yang jelas tetapi peneliti tetap melakukan penelitian tindakan kelas ini lagi karena sejauh yang peneliti baca penelitian lain belum melaksanakan tutor sebaya secara berpasangan.


C.     Kerangka Berfikir
   Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan cara sejumlah tindakan yang terangkum dalam siklus I dan siklus II untukmerubah kondisi awal yan berupa hasil belajar Matematika yang rendah menjadi lebih meningkat. Dengan pemanfaatan teknik tutor sebaya diharapkan akan mampu meningkatkan hasil belajar Matematika materi KPK dan FPB dari kondisi awal ke akhir siklus I dan berlanjut sampai pada kondisi akhir siklus II.
1.        Kondisi awal
     Pada  kondisi awal diketahui bahwa guru belum menggunakan teknik tutor sebaya. Pemahaman peserta didik tentang materi mata pelajaran Matematika masih kurang. Hasil belajar Matematika peserta didik kelas VB SD Negeri 4 Joho UPK Purwokerto Selatan pada semester 1 tahun pelajaran 2010-2011 masih rendah.
2.        Tindakan
                        Melihat hasil belajar yang masih rendah tersebut, guru mencoba melakukan tindakan untuk dapat meningkatkanya. Upaya meningkatkan hasil belajar Matematika materi KPK dan FPB dilakukan dengan cara menggunakan teknik tutor sebaya dalam proses belajar mengajar. Penggunaan teknik tersebut dilakukan dalam 2 siklus.
            Penggunaan teknik tutor sebaya pada siklus I berbeda dengan siklus II. Pada siklus I, kegiatan belajar mengajar dilakuan secara berkelompok. Peserta didik dikelompokan menjadi 7 kelompok. Guru membagi peserta didik yang sudah tuntas dalam menguasai mata pelajaran Matematika ke dalam kelompok yang sudah dibentuk untuk menyelesaikan soal KPK dan FPB. Peneliti di luar jam pelajaran memberikan program pengayaan tentang materi KPK dan FPB. Di akhir siklus I diadakan tes tertulis tiap peserta didik mengerjakan soal secara individu.
            Pada siklus II, kegiatan belajar mengajar melaksanakan teknik tutor sebaya untuk menyelasaikan masalah KPK dan FPB secara berpasangan. Tiap peserta didik yang sudah menguasai materi FPB dan KPK membantu satu orang teman yang belum memahami materi KPK dan FPB. Di akhir siklus II diadakan tes tertulis,peserta didik mengerjakan soal tes secara individu
            Masing-masing siklus dilaksanakan  dalam kurun waktu satu minggu, jadi dua siklus selesai dalam kurun waktu dua minggu. Dalam satu minggu terdapat dua kali pertemuan. Pertemuan pertama untuk indikator 1 dan 2 dengan teknik tutor sebaya secara berkelompok. Pertemuan kedua digunakan untuk melanjutkan tindakan kelas pada indikator 3 dan 35 menit terakhir dimanfaatkan untuk tes akhir siklus. Pada siklus II juga dilakukan hal yang sama untuk kompetensi dasar berikutnya. Hanya  perbedaan pada siklus I,lembar kerja dikerjakan secara berkelompok sedangkan pada siklus II lembar kerja dikerjakan secara berpasangan.


3.        Kondisi Akhir
            Dengan peningkatan kualitas penggunaan teknik tutor sebaya dari siklus I ke siklus II diduga akan terjadi peningkatan hasil belajar matematika materi KPK dan FPB. Peningkatan kualitas pelaksanaan teknik tutor sebaya artinya pembimbingan terhadap peserta didik ditingkatkan. Di siklus I tutor sebaya melaksanakan tugas dalam kelompok, sedangkan pada siklus II tutor sebaya dilaksanakan secara berpasangan.
            Alur berpikir dari kondisi awal,  tindakan yang dilakukan oleh guru dalam siklus I dan siklus II , sampai dengan bagaimana dugaan hasil belajar yang dicapai peserta didik pada kondisi akhir dapat dilihat dalam gambar berikut :
 


Siswa :hasil belajar rendah               
 
Kondisi Awal
 
                                                      
 













Gambar 2.1 Kerangka Berpkir Penelitian


C.         Hipotesis Tindakan
   Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini diajukan hipotesistindakan sebagaiberikut :  “ Melalui penggunaan teknik tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi KPK dan FPB bagi peserta didik kelas VB SD Negeri 4 Joho UPK Purwokerto Selatan pada semester 1 tahun pelajaran 2010-2011.

















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
1.      Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2010-2011. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini  adalah 14 minggu. Dimulai bulan Agustus 2010  sampai dengan bulan November 2010. Waktu 14 minggu tersebut dipergunakan untuk melakukan 7 kegiatan . Urutan kegiatan  penelitian tertera di dalam tabel jadwal kegiatan berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

No
Kegiatan
Agustus
September
Oktober
November
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
Menyusun Bab 1, 2 dan 3
X
X
X














2
Menyusun instrument



X
X
X











3
Siklus 1






X










4
Siklus 2







X









5
Menganalisis data






X
X
X








6
Membahas data









X
X






7
Menyusun laporan











X
X
X




Proses penelitian tindakan kelas dari perencanaan, pelaksanaan, pembahasan data sampai  dengan penyusunan laporan akan berhasil dengan baik antara lain didukung dengan pemilihan waktu yang tepat. Dalam memilih waktu penelitian seperti tersebut  di atas , peneliti mempunyai alasan  sebagai berikut :
1.      Proposal disusun pada awal semester 1 sampai minggu ke 3 bulan Agustus 2010 karena pada saat itu proses belajar di SD N 4 Joho sudah relative stabil dan tertata.
2.      Instrumen penelitian disusun pada minggu ke 4 bulan Agustus sampai dengan minggu ke 2 bulan September 2010 karena  pada saat itu kegiatan belajar mengajar semester 1 tahun  pelajaran 2010-2011  sudah berjalan efektif
3.      Pengumpulan data atau pelaksanaan tindakan kelas dilakukan pada minggu ke 3 dan ke 4 bulan September 2010 karena peserta didik –siswi SD saat itu sedang melaksanakan kegiatan belajaar mengajar secara efektif.Tindakan kelas yang meliputi siklus I dan siklus II hanya dapat dilakukan pada proses belajar mengajar , oleh karena itu tindakan kelas harus dilaksanakan pada hari efektif.
4.      Analisis data, pembahasan data, dan penyusunan laporan penelitian dilakukan pada minggu ke 3 bulan September sampai minggu ke 1 bulan November 2010, karena pada saat itu peneliti mempunyai waktu relatif longgar pada saat peserta didik—siswi melaksanakan latihan soal menjelang ulangan Akhir semester 1.
  1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini kami lakukan pada peserta didik Sekolah Dasar.Tidak semua peserta didik Sekolah Dasar kami jadikan sebagai subjek penelitian. Karena kami bertugas di Sekolah Dasar dalam wilayah kerja Unit Pendidikan Kecamatan Purwokerto Selatan maka kami melakukan penelitian di Sekolah Dasar dalam wilayah kerja Unit Pendidikan Kecamatan Purwokerto Selatan. Sekolah Dasar yang peneliti jadikan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 4 Joho Unit Pendidikan Kecamatan Purwokerto Selatan.Sekolah Dasar Negeri 4 Joho terdiri dari 12 kelas. Tidak semua kelas dijadikan subjek penelitian. Kali ini peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di kelas VB. Mengapa penelitian dilakukan di kelas VB? Karena  pada tahun ajaran 2010-2011 peneliti bertugas di kelas tersebut.
Dengan melakukan penelitian di kelas tempat peneliti bertugas maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan tidak mengganggu tugas pokoknya. Masalah-masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar diteliti, mengapa timbul masalah demikian,apa saja penyebabnya sampai ditemukan pemecahannya. Dengan demikian maka kualitas proses belajar mengajar dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkat pula hasil belajar peserta didik.
Karena hasil penelitian dibukukan maka sewaktu-waktu dapat dibuka kembali di kemudian hari. Dapat pula sebagai bahan referensi teman-teman guru yang ada di SD N 4 Joho maupun dari sekolah yang lain. Di samping itu juga dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
B.Subjek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas tidak ada penentuan populasi,tidak ada penentuan jumlah sample ataupun penentuan teknik sampling, yang ada adalah subjek penelitian karena seluruh peserta didik yang ada di kelas tersebut dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VB Sekolah Dasar Negeri 4 Joho UPK Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas pada semester 1 tahun pelajaran 2010-2011. Peserta didik kelas VB pada tahun pelajaran 2010-2011 ini berjumlah 29 peserta didik, yang terdiri dari 15 peserta didik putra dan 14 peserta didik putri.
Perlu diketahui bahwa Sekolah Dasar Negeri 4 Joho ini berada di Kelurahan Joho Grumbul Pamujan merupakan wilayah  yang berada di ujung selatan wilayah Kecamatan Purwokerto Selatan.Sebuah perkampungan yang mulai dijamah para developer karena  masih banyak lahan kosong. Sampai sekarang sudah ada 3 kompleks perumahan di sekitar SD N 4 Joho. Hal ini menyebabkan keadaan murid di SD N 4 Joho merupakan campuran warga asli dan pendatang.Perbandingan peserta didik warga asli dan pendatang 50% :50%.
Usia peserta didik kelas VB Sekolah Dasar Negeri 4 Joho tahun pelajaran 2010-2011 berada pada kisaran 10 tahun sampai 12 tahun. Terdapat 3 peserta didik yang berusia 13 tahun dan 10 peserta didik berusia 10 tahun. Peserta didik yang berusia 13 tahun kebetulan semua laki-laki dan pernah mengalami tinggal kelas.Cara berfikir mereka sudah berbeda dengan teman-teman sekelasnya. Hal ini sering menimbulkan perilaku yang menyimpang di kelas.Oleh karena itu perlu perhatian khusus dari guru agar perilaku mereka terkontrol.Sebagian besar peserta didik berusia 11 tahun yang mencapai 15 peserta didik . dan 4 peserta didik berusia 12 tahun. Rincian usia peserta didik kelas VB Sekolah Dasar Negeri 4 Joho tahun pelajaran 2010-2011 sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.2 Usia Peserta Didik Kelas Vb Tahun 2010-2011

Usia
Peserta didik
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
10
4
5
9
11
7
8
15
12
1
1
2
13
3
-
3
Jumlah
15
14
29
Sebagian besar peserta didik kelas VB SD Negeri 4 Joho tahun pelajaran 2010-2011 berasal dari keluarga kurang mampu. Hal ini diperkuat dengan adanya 79,3 % ( 23 jiwa ) wali murid bermata pencaharian sebagai buruh, mata pencaharian PNS berjumlah 13,8 % (4 jiwa), TNI berjumlah 6,9 % ( 2 jiwa ) . Daftar pekerjaan orang tua peserta didik kelas VB tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Data Pekerjaan Orang Tua
NOMOR
PEKERJAAN
PESERTA DIDIK
JUMLAH
Laki-laki
Perempuan
1.
Buruh
13
10
23
2.
TNI
-
2
2
3.
PNS
2
2
4
            Jumlah
15
14
29

              Dilihat dari segi ekonomi , sebagian besar dari mereka adalah dari keluarga golongan ekonomi lemah. Sebagian besar dari orang tua peserta didik ( 79,3 % ) bermata pencaharian sebagai buruh. Umumnya penghasilan sebagai buruh rendah ( rata-rata 20.000 rupiah ) . Dengan penghasilan sebesar itu tentu saja masih sangat jauh dari cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga sehari-hari. Sangat sedikit peserta didik kelas VB yang mampu melunasi uang buku LKS yang guru bagikan di awal semester. Masih beruntung di SD N 4 Joho buku BSE sudah mencukupi untuk jumlah peserta didik kelas VB. Untuk buku referensi lain hampir tidak ada peserta didik yang memiliki. Hal ini tentu sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar mereka.
C.Sumber Data
   Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah data yang bersumber dari subjek penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai sumber data primer adalah peserta didik kelas VB Sekolah Dasar Negeri 4 Joho Unit Pendidikan kecamatan Purwokerto Selatan pada semester 1 tahun pelajaran 2010-2011. Sumber data sekunder adalah data yang bersumber dari selain sumber data primer, misalnya guru kelas lain dalam sekolah tersebut yang diajak bekerja sama atau berkolaborasi dalam penelitian tindakan kelas.
   Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sumber data primer yang berupa nilai hasil belajar. Data ini untuk menentukan ada tidaknya peningkatan hasil belajar adalah nilai kondisi awal dan nilai akhir siklus. Karena dalam penelitian  kelas ini terdapat dua siklus , maka terdapat dua nilai akhir siklus, yaitu nilai akhir silus I dan nilai akhir siklus II. Nilai pertama diperoleh dari tes di akhir siklus I, dan nilai kedua diperoleh dari tes di akhir siklus II.
   Penelitian tindakan kelas ini juga menggunakan sumber data sekunder yang berupa lembar pengamatan dari kolabor dan pengisian angket dari peserta didik. Data hasil pengamatan kolabor untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan peneliti dalam  proses belajar mengajar. Data hasil pengisian angket dari  peserta didik untuk mengetahui sejauh mana dampak yang dirasakan peserta didik setelah peneliti melaksanakan tindakan. Jadi dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data.
D.Teknik dan Alat Pengumpulan Data
   Untuk mendapatkan data dalam penelitian tindakan kelas ini diperlukan teknik dan alat pengumpulan data. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat , maka akan memudahkan di dalam melaksanakan penelitian, menjadi jelas dan runtut  langkah-langkah yang dilakukan. Sedangkan dengan alat pengumpul data yang benar maka akan dapat diperoleh data yang akurat yang sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
  1. Teknik Pengumpulan Data
   Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 teknik pengumpulan data , yaitu teknik tes dan teknik non tes. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes terdapat 3 bentuk tes yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah melalui  observasi, wawancara, quisioner dan lain-lain.
   Untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan teknik tes. Teknik tes digunakan untuk pengumpulan data tentang hasil belajar. Untuk memperoleh data pendukung digunakan teknik nontes berupa pengamatan kolabor dan angket peserta didik untuk mengumpulkan data tentang tindakan peneliti dalam proses belajar mengajar.Baik teknik tes maupun non tes kesemuanya menggunakan  sistim skoring.
  1. Alat Pengumpulan Data
   Untuk teknik pengumpulan data yang menggunakan teknik tes tertulis maka alat pengumpulan datanya adalah berupa perangkat tes tertulis. Jumlah perangkat tes disesuaikan dengan jumlah siklus. Karena di dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua siklus , maka perangkat tes tertulisnya juga ada  dua yaitu perangkat tes siklus I dan perangkat tes siklus II. Tiap-tiap perangkat tes terdiri dari kisi-kisi, butir-butir soal, kunci jawaban, pedoman penskoran, dan pedoman penilaian.
   Untuk teknik pengumpulan data teknik nontes yang berupa lembar pengamatan dari kolabor alat pengumpulan datanya berupa kisi-kisi, butir-butir pengamatan, dan pedoman penilaian (terlampir).
   Untuk teknik penilaian yang berupa angket peserta didik  alat pengumpulan datanya berupa kisi-kisi, butir- butir pertanyaan, dan pedoman penilaian (terlampir).


E.  Indikator Kinerja
   Sebagai tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator kinerja sebagai berikut:
1.      Minimal 70% dari jumlah peserta didik mendapat nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM pada Kompetensi Dasar menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB ( 56 ).
2.      Nilai rata-rata kelas minimal sama dengan atau lebih dari KKM (56)
3.      Skoring dari lembar pengamatan lebih dari 60
4.      Skoring dari angket lebih dari 60
F.  Validasi Data
   Supaya data yang diperoleh valid maka dibuatlah perangkat tes. Dalam penelitian tindakan kelas, perangkat tes terdiri kisi-kisi, butir-butir soal, kunci jawaban, pedoman penskoran, dan pedoman penilaian. Perangkat tes ini jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siklus yang dilaksanakan. Karena dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua siklus maka perangkat tesnya meliputi perangkat tes siklus I dan perangkat tes siklus II ( terlampir ).
G.  Analisis Data
   Setelah data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh maka selanjutnya dilakukan analisis data. Data yang diperoleh adalah berupa nilai. Nilai tersebut diperoleh melalui tes di akhir tiap siklus. Jadi dengan demikian terdapat dua nilai yang perlu dianalisis, yaitu nilai yang diperoleh dari tes di akhir siklus I dan nilai yang diperoleh dari tes di akhir siklus II.
   Analisis nilai dilakukan dengan cara mencari nilai tertinggi , nilai terendah , dan rata-rata nilai. Analisis data meliputi analisis data nilai tes di akhir siklus I dan analisis data  nilai tes di akhir siklus II. Di samping analisis data nilai tersebut secara sendiri-sendiri untuk nilai di akhir siklus , juga diadakan analisis deskriptif komparatif antara kondisi awal dengan kondisi di akhir siklus I, analisis deskriptif antara kondisi di akhir siklus I dengan kondisi di akhir siklus II, maupun analisis deskriptif komparatif antara kondisi awal dengan kondisi di akhir siklus II. Kondisi di akhir siklus II merupakan kondisi akhir penelitian.

H.  Prosedur Penelitian
   Langkah pertama yang dilakukan seorang peneliti sebelum mengadakan penelitian adalah menentukan terlebih dulu  metode penelitian. Penelitian pada umumnya menggunakan metode kualitatif ataupun kuantitatif. Namun dalam penelitian tindakan kelas ini tidak menggunakan keduanya. Metode penelitian dalam dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang ditandai adanya siklus. Ada tindakan yang dilakukan peneliti pada tiap-tiap siklus. Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu siklus I dan siklus II. Tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu planning, acting, observing, dan reflecting.
1.      Siklus I
a.        Planning
   Dalam langkah perencanaan tindakan (planning) ini peneliti melakukan:
1)      Menyusun rencana pembelajaran ( RPP ) matematika dan alokasi waktunya
2)      Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi butir soal, kunci jawaban, dan blangko rekapitulasi hasil tes
3)      Menyusun perencanaan teknis analisis data dan npenyimpulan hasil penelitian
4)      Menyusun  kisi-kisi lembar pengamatan , lembar pengamatan, norma penghitungan  
b.Acting
            Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran. Peneliti berkolaborasi dengan observer melaksanakan tindakan sesuai RPP yang telah disusun.
c.Observing
            Pada  tahap ini observer melakukan pengamatan proses pembelajaran dan mengumpulkan data pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang telah direncanakan.
d.Reflecting
Pada tahap ini perlu didiskusikan tentang kesesuaian antara pelaksanaan dengan RPP yang telah dibuat, kendala yang dialami peneliti, hasil nilai / nilai rata-rata peserta didik pada siklus satu dan rencana tindakan siklus berikutnya.



1)      Siklus  II
a. Planning
            Jika diperlukan  , menyusun kembali / merevisi rencana pembelajaran , menyusun / menyiapkan kembali perangkat tes, kisi-kisi, butir soal, blangko hasil tes, dan blangko rekapitulasi hasil tes, menyusun kembali / merevisi perencanaan teknis, analisis data dan penyimpulan hasil penelitian, menyusun angket untuk siswa
        b. Acting
            Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai RPP yang telah disusun. Peneliti berkolaborasi dengan observer mengumpulkan data pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan instrumen yang telah direncanakan.
        c.Observing
            Peneliti berkolaborasi dengan observer menggunakan data pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan instrumen yang telah direncanakan.
           d.Reflecting

            Peneliti berkolaborasi dengan observer mendiskusikan pelaksanaan pembelajaran dan hasil pengamatan, mendiskusikan dan membandingkan rata-rata nilai hasil tindakan pada siklus satu dan siklus dua. Dengan membandingkan hasil nilai rata-rata pada siklus satu dan siklus dua dapat diambil kesimpulan hasil penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar